Orang Papua di Yahukimo yang mengeluhkan beras hari ini adalah sudah pasti orang-orang Papua yang kelompok konsumtif.
Tuntutan kepada pemerintah untuk harus salurkan bantuan beras sementara faktanya orang Papua,orang Yahukimo ini tidak pernah punya lahan sawa di lereng-lereng gunung,disetiap pekarangan rumah,kecuali lahan kebun pangan lokal.
Lahan pangan lokal ini telah diwariskan oleh orang tua secara turun temurun dan setiap orang Papua pasti memiliki dusun lahan pertanian pangan lokal.
Harap pemerintah daerah tidak memberikan bantuan beras kepada masyarakat (Orang Asli Papua) yang mengeluhkan beras saat ini. Karena visi misi pemerintah daerah sangat jelas bahwa *"YAHUKIMO SEHAT, YAHUKIMO CERDAS, YAHUKIMO MANDIRI,DAN YAHUKIMO SEJAHTERA".*
Keterbatasan penyediaan stok Beras di ibu kota dekai Yahukimo merupakan bagian dari Visi utama pemerintah dalam hal *"YAHUKIMO MANDIRI"* maka masyarakat harus hidup mandiri tanpa harus bergantung pada pemerintah.
Masyarakat Yahukimo kembali ke kebun,bikin kebun,dan makan makanan dari hasil kebun sendiri merupakan bagian penting dari visi utama pemerintah.
Oleh karena itu, yang mengeluhkan penyediaan suplai beras dan desak pemerintah untuk harus megadakan beras adalah sudah pasti orang-orang Papua yang pemalas berkebun alias kelompok konsumtif,yang selalu ketergantungan hidup kepada pemerintah.
Hari ini sudah jelas setelah kejadian krisis stok beras di Yahukimo bahwa siapa saja yang pemalas berkebun dan siapa yang rajin berkebun.
Yang mengeluhkan beras harus ada ini bagi mereka yang memiliki pemahamannya terbatas, kelompok konsumtif,selalu mengonsumsi tanpa memahami khasiat daripada bahan makanan.
Jika dilihat dari kualitas beras dengan ubi rambat memiliki memiliki kesamaan, kesamaannya adalah kedua-duanya memiliki karbohidrat yang sama.
Catatan:
#Kembali ke kebun.
#Hidup dari hasil kebun sendiri.
#Hasil kebun tidak ada campuran bahan kimia.
#Dekai,05 Juni 2025
#GPA
#Elpas.
