Notification

×

Iklan

Iklan

Papua Krisis Pemimpin Yang Hati Bapa

Jumat, Mei 30, 2025 | 22:52 WIB Last Updated 2025-05-30T13:59:34Z

"Pemimpin Kami Memang Sudah Banyak Di Atas Tanah Ini,Tapi Pemimpin Yang Hadir Menjadi Bapa Untuk Rakyat Papua Itu Tidak Ada,Dan Itu Sulit Untuk Ditemukan".

Nyawa dan harga diri orang Papua itu lebih mahal daripada negara bayar kepala kalian,dengan  jabatan,uang pada diri pemimpin maupun di keluarga.Bukan apa tapi ini tentang Papua,hutan, tanah dan orang Papua".

Di atas tanah ini, pemimpin memang banyak.Mereka datang dan pergi dengan jubah kekuasaan, dengan kata-kata manis yang menghiasi pidato seluas samudra raya, dengan janji-janji yang menggantung di langit seperti awan tebal yang tak pernah menurunkan hujan.

Tapi di antara mereka itu, adakah yang sungguh-sungguh menjadi Bapa untuk bangsa ini? Jawabannya belum terlihat,selain beberapa almarhum bapa bangsa, seperti: Bapa Dortheys H.Eluay,Lukas Enembe,Filep Y.Karma,

Pemimpin bukan sekadar pejabat, bukan hanya orang yang duduk di kursi sofa, tapi seorang yang mengerti tentang rasa lapar anak di pelosok gunung dan lembah, yang menangis bersama ibu yang kehilangan anak karena kekerasan, yang berjalan kaki menembus kabut hutan penindasan demi menjumpai rakyatnya.

Pemimpin seorang yang tak hanya berbicara tentang pembangunan fisik berupa benda, tapi mereka hadir dalam setiap penderitaan rakyanya.Dan tidak hanya memegang sebuah batang pena yang menghiasi tinta untuk menandatangani proyek ala jakarta untuk kepentingan kapitalis, tapi memeluk luka rakyatnya dengan tangan, dan hati yang terbuka.

Rakyat Papua tidak butuh pemimpin yang hanya melihat dari jauh pandangan mata.Kami butuh seorang Bapa. Bapa Yang hatinya tertambat pada tanah ini seperti akar pada bumi,yang suaranya menjadi suara kami, yang tangisnya air mata adalah tangisnya kami,yang tidak takut untuk berdiri bersama kami dalam hujan peluru dan diamnya dunia realita hidup.

Terlalu sering kami (Rakyat) hanya dijadikan angka.Terlalu sering kami hanya menjadi catatan dalam laporan.Padahal kami adalah manusia.Kami adalah anak-anak dari ibu yang melahirkan di atas tanah yang merah ini, yang telah lama berteriak namun tak didengar oleh dunia,telinga dan mata mereka terkesan tuli dan butah mendengar dan melihat jeritan anak negeri pulau kangguru (Papua).

Menjadi pemimpin itu mudah bagi mereka yang hanya mengejar popularitas nama diatas panggung rakyat,atas nama rakyat,tapi menjadi Bapa itu panggilan langkah dan itu sulit.

Tuhan jaga Papua.

#Dekai, 30 Mei 2025
#GPA
#Elpas.
×
Berita Terbaru Update