Oleh: Angginak Sepi Wanimbo
West Papua, Suaralapago.news|| Sejak Tuhan Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya lalu hasil ciptaan itu sangat luar biasa maka Tuhan Allah berpikir bijaksana hasil ciptaan ini siapa kah yang akan mengelola dan menikmati sebab itu Tuhan Allah menciptakan manusia sesuai gambar dan rupanya sendiri ditempatkan di Pulau, Wilayah dan Daerah masing - masing sesuai bahasa, budaya, istiadat dan kepercayaan termasuk, Penduduk Orang Asli Papua (POAP). Yang berambut keriting berkulit hitam dari Sorong - Merauke.
Tanah sebutan dari kata bahasa Yunani adalah pedon, sementara dari kata bahasa Latin adalah solim, dan dari kata bahasa Inggris adalah Land, adalah bagian kerak bumi yang bersusun dari mineral dan bahan organik. Aryinya tanah dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Adalah permukaan bumi atau lapisan bumi, permukaan bumi yang diberi batas, permukaan bumi yang terbatas yang ditempati suatu bangsa atau negara, bahan - bahan dari bumi yang menjadi bahan dasar. Angginak Sepi Wanimbo, Tanah Kami, Masa Depan Kami "Seruan Untuk Melindungi Hak Tanah Papua" Hal. 1 tahun 2024.
Dalam pulau Papua dari Sorong - Merauke, ini Tuhan menetapkan, Penduduk Orang Asli Papua (POAP). Untuk hidup, berkarya, beranak cucu, berkembak biak, menjaga tanah, mengelola tanah, lalu hasilnya menghidupkan kebutuhan ekonomi, mendukung program pelayanan gereja, membiayai study bagi anak yang sedang sekolah ditingkat, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menega Pertama (SMP), Sekolah Menega Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi. Setelah studynya selesai memajukan daerahnya.
Moyang Penduduk Orang Asli Papua (POAP). Hidup di negerinya sendiri duluhnya nyaman, damai, tentram, dan harmoni dalam aktivitas pelayanan masing - masing entah itu sebagai pimpinan wilayah, ibu rumah tangga, tukang bangunan, petani, nelayan, dan berburu di hutan hidup tidak pernah tergantung pada bangtuan orang lain, tetapi hidup mereka mandiri, otonom, independen dan orang yang merdeka di tanahnya sendiri sebab tidak ada orang yang mengatur, mengambil atau merampas hak mereka pada waktu itu.
Lalu moyang, Penduduk Orang Asli Papua (POAP). Duluhnya hidup bersama - sama dengan Tuhan Allah di tanah Papua, lalu Tuhan pakai dan utusan Misi pertama kali datang menyatakan Injil kebenaran Firman masuk di tanah Papua melalui Pulau Mansinam, Teluk Doreh, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Pada tanggal 5 Februari 1855. Injil masuk melalui dua Misionaris asal Jerman, yakni Carl Wilhem Ottow dan Johann Gottlob Geissler.
Injil kebenaran Firman Tuhan sudah kuasai di wilayah Papua lalu Indonesia membacakan Prolakmasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada hari jumat tanggal 17 Agustus 1945 Tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepan, yang dibacakan oleh Sukarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsa Timur 56, Jakarta Pusat.
Kita melihat adat, budaya, bahasa sejak dulu ada bersama moyang, Penduduk Orang Asli Papua (POAP). Lalu para Misi utusan Tuhan Allah datang ke Papua menyatakan kebenaran Injil kepada, Penduduk Orang Asli Papua (POAP). sudah ada kemajuan pelayanan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, pertanian, peternakan dan perikanan lainnya sudah maju sangat luar biasa kemudian Indonesia setelah membacakan Proklamasi Kemerdekaan lalu mereka mekarkan wilayah baru yaitu Provinsi, Kabupaten, Distrik dan Kampung/atau Desa di wilayah Papua dari Sorong - Merauke.
Dengan adanya pemakaran wilayah baru sebabnya moyang, Penduduk Orang Asli Papua (POAP). Selalu menjaga tanah, memelihara tanah, dan hutan tetapi dengan kehadirannya wilayah pemakaran baru, Provinsi, Kabupaten, Distrik/Kecamatan dan Kampung/atau Desa sehingga hak atas tanah, hutan, gunung, batu, pasir dan air sudah mulai dirampas dengan kekuatan tindakan kekerasan militer TNI/Polri di tanah Papua. Sumber, Artikel. Angginak Sepi Wanimbo, Wamena, 20 September 2024.
Dari sekian tanah, hutan dirampas oleh negara tetapi ini menjadi salah satu contoh ada di depan mata Anda dan saya yaitu Program pengembangan pangan dan energi menjadi perhatian pemerintah Presiden Ir. Joko Widodo. Pada November 2023, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartorto, menetapkan Proyek Strategis Nasional yakni kawasan Pengembangan pangan dan Energi Merauke di Provinsi Papua Selatan yang direncanakan luasnya dari 2 (dua) juta hektar.
Proyek Strategis Nasional Kawasan Pengembangan Pangan dan Energi Merauke di Provinsi Papua Selatan, selanjutnya disebut PSN Merauke, dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Badan Usaha, dengan dalil kesejahteraan ekonomi, ketahanan pangan dan energi. Prakteknya PSN Merauke untuk mengembangkan tanaman komersial dikelola perusahan dan berorientasi pada komoditi ekspor.
Masyarakat adat terdampak dan terancam PSN Merauke yakni Suku Malid, Maklew, Khimaima dan Yei, pemilik tanah, dusun, rawa dan hutan adat, belum pernah diberikan informasi gagasan proyek. Mereka dikorbankan dan tidak pernah dilibatkan secara bermakna, bermusyawarah dan memberikan keputusan persetujuan bebas sejak awal atas proyek PSN Merauke.
Perusahan pembanggunan aparat dan fasilitas militer dalam perolehan lahan, survey lokasi dan pengukuran tanah, sehingga masyarakat tidak bebas dan tertekan. Perusahan dikawal aparat militer Indonesia membongkar dan menggusur kawasan hutan, rawa dan tempat penting masyarakat adat, hasil hutan kayu dibawah dan dijual keluar. Tidak ada dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis dan Persetujuan Kelayakan Lingkungan Hidup.
Proyek PSN Merauke merampas hak masyarakat adat, hak hidup, hak atas tanah, hak mengelola sumber daya alam, hak atas pembangunan, hak atas pangan dan gizi penggudulan hutan, pengrusakan rawa dan lahan gambut, akan meningkatkan krisis ekologi.
Kita lihat tanah adat dan hutan dirampas dengan kekuatan militer Indonesia Proyek gagal, MIFEE era Presiden SBY, luas: 1. 588. 561 Ha. Kawasan Santra Produksi Pangan (PSN KEK Merauke), Luas: 2. 289. 255 Ha. Proyek Investasi Perkebunan dan Industri Tabu (10 Perusahan), Luas: 541. 094, 37 Ha. Wilayah Adat Yei, Luas: 695. 781 Ha. Luas Wilayah Adat Yei Yang Dirampas untuk Investasi: 316. 462 Ha. Dimana 40. 000 Masyarakat Adat Yei di 40 Kampung Menggantungkan hidup mereka dan menciptakan kemiskinan bagi rakyat kecil sebagai pemilik sah tanah dan hutan Papua. Angginak Sepi Wanimbo, Tanah Kami, Masa Depan Kami "Seruan Untuk Melindungi Hak Tanah Papua" Tahun 2024.
Hari ini di wilayah Papua tidak ada yang tanah kosong tetapi yang ada adalah Penduduk Orang Asli Papua (POAP). Sejak lahir, besar, hidup dan meninggal di negerinya sendiri lalu pertanyaan? Adalah Presiden terpilih Bapa Prabowo Canangkan Transmigrasi ke Papua Minras: Pemerataan Kesejahteraan, DetikNews, Senin 21 Oktober 2024 Waktu 20 : 30 WIT.
Keputusan yang diambil oleh Presiden Republik Indonesia terlihat terburu - buru, tidak profesional dan tidak berdasarkan hasil kajian - kajian/atau riset dari setiap Pergguruan Tinggi di tanah Papua. Juga tetapi diwajibkan melihat Papua itu dengan hati yang jujur, polos, murni lalu memajukan pembangunan di Papua jangan mengambil kebijakan sepihak berarti akan ada dampak buruk yang akan dirasakan oleh rakyat sendiri.
Hal lain adalah Pemerintah Pusat ingin membangun manusia Papua. Secara utuh mengedepankan nilai keadilan, kejujuran, serta kebenaran silahkan tanya kepada Penduduk Orang Asli Papua (POAP). Lalu mereka maunya seperti apa? Artinya pembangunan yang diinginkan oleh rakyat Papua di bidang apa terlebih dahulu yang orang Papua, inginkan kemudian dorong dalam sebuah program pembangunan supaya pembangunannya pasti akan berjalan dengan baik seperti di Palau lain di Indonesia.
Selain dari itu pemerintah Pusat harus bijak melihat rakyat Papua itu dengan hati yang polos, kepala yang dingin memajukan pembangunan, Sumber Daya Manusia (SDM). Itu lebih terpenting dari pembangunan lain oleh karena itu prioritaskan kemajuan pembangunan Sumber Daya Manusia Papua (SDMP). Supaya Orang Asli Papua benar dirasakan kami diperhatikan di bidang pembangunan manusia selain dari itu program lain sesuai kebutuhan Penduduk Orang Asli Papua (POAP).
Program transmigrasi perpindahan penduduk dari wilayah lain ke wilayah lain ini bagi Papua. Tidak penting sama sekali sebab program yang sama dilakukan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia pada tahun 1927. Program transmigrasi pertama dilaksanakan di daerah Gedong Tataan, Keresinan Lampung, pada bulan November 1905 termasuk Papua.
Kebijakan Presiden Pertama program transmigrasi khusus yang datang dari luar Papua sampai saat ini ada di tanah orang Papua. Saya melihat mereka tidak pernah melakukan sesuatu yang dampaknya positif bagi rakyat Papua, tetapi malahan mereka datang menduduki di tanahnya orang Papua lalu merampas tanah, gunung, hutan, pasir, batu dan lainnya? Lalu melakukan tindakan kekerasan yang tidak terdidik, tidak terpelajar, tidak profesional, dan tidak beretika sehingga membuat rakyat Papua, menjadi korban, menjadi penonton, menjadi tamu, menjadi pensuruh dalam berbagai sektor pekerjaan di tanahnya sendiri.
Oleh karena itu saat ini bagi rakyat Papua jangan tidur sante, jangan jalan sante, jangan main sante, tetapi ayo waktunya bersatu hati, bersatu jiwa, bersatu pikiran, bersatu kompak, bersatu komando, bersatu tekat, bangkit menjaga tanah, bangkit menjaga hutan, bangkit menjaga gunung, bangkit menjaga pasir, bangkit menjaga batu, air, sungai dan selamatkan bagi yang membutuhkan pertolongan dari kita semua.
Jangan pernah mimpi siang - siang dan berharap pertolongan dan perubahan akan datang dari Amerika, Jepang, Cina, Korea, Australia, dan Indonesia sebab mereka mempunyai Visi yang khusus akan datang hanya untuk menguasai wilayah Papua. Mengambil kekayaan alam Papua, menghilangkan nyawa Penduduk Orang Asli Papua (POAP). Oleh karena itu saatnya bersatu bangkit.....bangkit.....bamgkit.....bamgkit....bangkit menentukan masa depan dari sekarang bukan besok.
Ilmu pengetahuan jangan jadikan sebagai senjata untuk mengunakan membunuh orang, menyiksa orang, mempersulit orang, menyakiti hati orang, membodohi orang, tetapi ilmu pengetahuan itu jadikan sebagai senjata untuk menolong orang, membangtu orang, mendidik orang, menasehati orang, melayani orang supaya semua orang dapat diselamatkan dan merasakan kebahagiaan yang baik bersumber dari Tuhan.
Menulis salah satu jalan untuk mendidik orang, menulis untuk mencerdaskan orang yang belum dicerdaskan, menulis membangtu orang yang belum dibangtu, menulis menjangkau orang yang belum dijangkau, menulis mewariskan suatu nilai baik bagi generasi akan datang menjadi catatan sejarah di kemudian hari, menulis menolong orang yang belum ditolong supaya semua orang dapat ditolong dengan nomor satukan nilai keadilan, kebenaran, kenujuran melalui karya Tulis.
"Pencuri datang hanya untuk mencuri dan mebunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyai dalam segala kelimpahan". (Yohanes 10 : 10 ).
Semoga catatan singkat ini membuka hati pikiran, dan menyadarkan bagi Penduduk Orang Asli Papua. Untuk bersatu menjaga tanah sebagai mama yang melahirkan dan membesarkan manusia Papua.
Selamat membaca bagi sahabat - sahabatku yang setia membaca dan melaksanakannya, Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua.
Kinaonak..Waaa...Waaa
Penulis:
Ketua DPD - PPDI Provinsi Papua Pegunungan
Ketua DPD - PPKL & AB Provinsi Papua Pegunungan
Ketua APS Lanny Jaya