Aristoteles menyampaikan bahwa kekuasaan bukanlah sesuatu yg membentuk karakter seseorang, melainkan cermin yang memantulkan siapa dirinya. Ini adalah ujian moral yg tidak semua orang bisa lewati dengan mulus. Seseorang yg memiliki karakter baik akan menggunakan kekuasaan untuk tujuan yang adil dan bermanfaat, sementara seseorang dengan ambisi egois atau niat buruk akan menunjukkan sifat aslinya melalui keputusan yg merusak.
"Bayangkan seseorang yg memegang sebuah obor di malam yg gelap. Ketika obor itu menyala, dia bisa melihat segalanya dengan jelas, tapi semua orang di sekitarnya juga bisa melihat siapa dia dan apa yang dia lakukan. Kekuasaan adalah seperti obor itu—ketika seseorang memilikinya, dia tidak hanya memiliki kendali lebih, tetapi juga lebih terlihat oleh orang lain. Orang akan menilai siapa dia dari cara dia menggunakan cahaya (kekuasaan) itu, apakah untuk menerangi jalan bagi orang lain atau untuk menyilaukan dan merugikan mereka.
kekuasaan adalah ujian sejati dari integritas dan moralitas kita. Saat berada dalam posisi berkuasa, kita memiliki tanggung jawab lebih besar untuk bertindak adil dan bijak, karena pilihan kita bisa mempengaruhi banyak orang. Kekuasaan bukan soal kendali atas orang lain, tetapi tentang bagaimana kita menggunakan pengaruh untuk menciptakan kebaikan yg lebih besar.
Orang yang bijak akan selalu sadar bahwa kekuasaan datang dengan tanggung jawab, dan bagaimana dia menggunakan kekuasaan itu akan menentukan seberapa kuat atau rapuh karakternya.
" Maka dari itu kita harus membangun karakter yg baik melalui 𝗧𝗼𝗸𝗼𝗵 𝗦𝗲𝗷𝗮𝗿𝗮𝗵 𝗬𝗮𝗻𝗴 𝗧𝗲𝗿𝘂𝗷𝗶 sebelum kekuasaan datang, karena kekuasaan akan menunjukkan siapa kita sebenarnya."
Aristoteles
filsuf Yunani kuno
